John Wattilete mencuat mulai Selasa (5/10) menyusul pembatalan kunjungan Presiden Susilo Bambang Ydhoyono ke Belanda. Pemilik nama lengkap Johannes Gerardus Wattilete itu ada Presiden Republik Maluku Selatan di pengasingan (Belanda). Dialah orang yang berada di balik gugatan penangkapan Presiden Yudhoyono.
John Wattilete menuding Yudhoyono antara lain telah melakukan pelanggaran hak asasi manusia atas tindakan Densus 88 di Maluku. Karena itu, menurut Wattilete, Yudhoyono sebagai pemimpin tertinggi di Indonesia harus bertanggung jawab. "Sebenarnya kami sudah menunggu dia (SBY) sehingga kami bisa berhadapan langsung dan mempertanyakan kekerasan HAM yang dilakukan," kata John Wattilete di Belanda, kemarin.
Siapa dan bagaimanakah sepak terjang John Wattilete dalam upayanya merongrong wibawa dan kepemimpinan Yudhoyono melalui gerakannya di negara Kincir Angin itu?
John Wattilete yang lahir di Belanda pada 1954 adalah generasi kedua RMS di negara itu. Ibunya orang Belanda dan ayahnya berasal dari Maluku Selatan. Pada 1983 dia lulus dari Universitas Nijmegen. Sehari-hari ia berprofesi sebagai pengacara di Belanda.
Pada era 90-an, ia masuk organisasi pemuda Maluku di Belanda. Tak lama setelah bergabung, pada 1995 ia diangkat menjadi Menteri Urusan Umum di kabinet RMS.
Karir politiknya terus menanjak. Pada April 2003, John Wattilete menjabat sebagai sebagai Perdana Menteri menggantikan Pieter Thenu, merangkap Wakil Presiden RMS.
Kemudian pada April 2009, ia dipercaya sebagai pucuk pimpinan RMS menggantikan posisi Presiden Frans Tutuhatunewa. Pelantikannya sebagai Presiden RMS pertama yang lahir di Belanda digelar pada 17 April 2010.
John Wattilete pernah dua kali ke Indonesia. Di awal era Reformasi, pada 1999 ia ke Tanah Air bersama pendeta Otto Matulessy, delegasi RMS, bertemu dengan Presiden BJ Habibie. Kedatangan John Wattilete ini saat situasi sosial politik di Indonesia sedang dalam masa transisi menyusul tumbangnya Presiden Soeharto.
Saat berada di Indonesia, ia juga menggelar pembicaraan dengan Presiden Abdurrahman Wahid membahas konflik kekerasan menyangkut SARA di Maluku. Sejumlah kalangan di Indonesia mensinyalir RMS saat itu berupaya memperkeruh situasi di Maluku dengan memanfaatkan situasi yang sedang bergejolak di wilayah itu.
John Wattilete menuding Yudhoyono antara lain telah melakukan pelanggaran hak asasi manusia atas tindakan Densus 88 di Maluku. Karena itu, menurut Wattilete, Yudhoyono sebagai pemimpin tertinggi di Indonesia harus bertanggung jawab. "Sebenarnya kami sudah menunggu dia (SBY) sehingga kami bisa berhadapan langsung dan mempertanyakan kekerasan HAM yang dilakukan," kata John Wattilete di Belanda, kemarin.
Siapa dan bagaimanakah sepak terjang John Wattilete dalam upayanya merongrong wibawa dan kepemimpinan Yudhoyono melalui gerakannya di negara Kincir Angin itu?
John Wattilete yang lahir di Belanda pada 1954 adalah generasi kedua RMS di negara itu. Ibunya orang Belanda dan ayahnya berasal dari Maluku Selatan. Pada 1983 dia lulus dari Universitas Nijmegen. Sehari-hari ia berprofesi sebagai pengacara di Belanda.
Pada era 90-an, ia masuk organisasi pemuda Maluku di Belanda. Tak lama setelah bergabung, pada 1995 ia diangkat menjadi Menteri Urusan Umum di kabinet RMS.
Karir politiknya terus menanjak. Pada April 2003, John Wattilete menjabat sebagai sebagai Perdana Menteri menggantikan Pieter Thenu, merangkap Wakil Presiden RMS.
Kemudian pada April 2009, ia dipercaya sebagai pucuk pimpinan RMS menggantikan posisi Presiden Frans Tutuhatunewa. Pelantikannya sebagai Presiden RMS pertama yang lahir di Belanda digelar pada 17 April 2010.
John Wattilete pernah dua kali ke Indonesia. Di awal era Reformasi, pada 1999 ia ke Tanah Air bersama pendeta Otto Matulessy, delegasi RMS, bertemu dengan Presiden BJ Habibie. Kedatangan John Wattilete ini saat situasi sosial politik di Indonesia sedang dalam masa transisi menyusul tumbangnya Presiden Soeharto.
Saat berada di Indonesia, ia juga menggelar pembicaraan dengan Presiden Abdurrahman Wahid membahas konflik kekerasan menyangkut SARA di Maluku. Sejumlah kalangan di Indonesia mensinyalir RMS saat itu berupaya memperkeruh situasi di Maluku dengan memanfaatkan situasi yang sedang bergejolak di wilayah itu.
0 komentar:
Post a Comment